↧
A Very Serious Guitar Concert
↧
Resital Oboe Bagaskara Byar Sumirat
↧
↧
Dari "A Very Serious Guitar Concert"
Konser A Very Serious Guitar Concert sudah berlalu nyaris dua bulan yang lalu. Acara yang diselenggarakan pada tanggal 4 Oktober 2013 ini menampilkan para gitaris yang kebanyakan aktif di komunitas KlabKlassik seperti Aldi Rudianto, Kristianus Triadisusanto, Royke Ng, Ilalang Dzahira Anwar, Tubagus Pandu Mursabdo, Rendy Lahope, dan Luthfi Farabi. Mereka bergantian tampil membawakan karya-karya dari Bach, Piazzolla, Lauro, Chopin, dan Dyens. Untuk memeriahkan acara yang dipandu oleh Adrian Benn sebagai MC ini, diundang pula beberapa penampil di luar mereka yang aktif di KlabKlassik seperti Ulfa Kania (gitar), Irwan Setya Budi (gitar), Donny Dwiputra (gitar) serta dari instrumen non gitar yakni Pavana Wind Quintet (alat tiup), Afifa Ayu (biola), dan Jalu Rohanda (bas). Semoga dapat dimaklumi jika foto-fotonya baru ditampilkan kali ini.
![]() |
Foto bersama seluruh pengisi acara. |
![]() |
Persiapan terakhir sebelum naik panggung. |
![]() |
Duet Kristianus dan Rendy memainkan Bohemian Rhapsody. |
![]() |
Suasana gembira di belakang panggung. |
![]() |
Luthfi Farabi memainkan Nocturne Op. 9 no. 2 karya Chopin. |
![]() |
Penampilan puncak dari konser. |
↧
Resital Piano dan Masterclass Edna Stern
Resital
Rabu, 15 Januari 2014
Auditorium IFI - Bandung
Jl. Purnawarman no. 32, Bandung
Pk. 19.30
HTM: Rp. 50.000
Program: Couperin, Galuppi, Mozart, Haydn, Beethoven Masterclass
Kamis, 16 Januari 2014
(Jam diberitahukan kemudian)
Peserta Aktif: Rp. 700.000
Peserta Pasif: Rp. 150.000
Informasi
Syarif (0817-212-404)
Syarif (0817-212-404)
Edna Stern adalah salah satu dari banyak nama yang diperhitungkan dalam dunia piano. Ia telah memenangkan banyak kompetisi internasional dan secara rutin tampil di berbagai resital musik kamar dan festival bergengsi di Eropa (Concertgebouw di Amsterdam, Festival de la Roque d'Anthéron, atau Théâtre du Châtelet di Paris), serta berkolaborasi dengan banyak orkestra ternama seperti Orchestre de Paris, Orchestre Philharmonique de Radio France, dan Orchestre National Philharmonique Rusia. Album-album dari pianis yang juga mengajar di Royal College of Music London sejak tahun 2009 ini pun banyak menerima pujian dari para kritikus musik Prancis bahkan luar negeri.
![]() |
Poster resital Edna Stern |
![]() |
Keterangan program dan profil singkat |
![]() |
Informasi masterclass |
↧
Resital Piano Ratna Sari Tjiptorahardjo
Bale Pertemuan Bumi Sangkuriang
Jl. Kiputih no. 12, Bandung
Kamis, 23 Januari 2014 jam 19.30
Informasi:
Studio Musik Melodia (022-7273390) atau Syarif (0817-212-404)
Lahir di Bandung dalam lingkungan keluarga yang musikal. Pelajaran musik piano dimulai sejak umur 7 tahun dengan guru-guru pertamanya Mnr Domm, Ibu Yenly Kasim dan Ibu Ibrahim. Pelajaran musik tingkat lanjut diterima dari Bapak Oerip Santoso, Bapak Su Saw Ching di Bandung meraih Diploma LRSM, ABRSM, London. Pelajaran musik formal pertama didapatkan dengan beasiswa di Royal College of Music, London dibawah bimbingan Prof. Peter Element dan Mrs Judith Burton untuk pelajaran Music Performance dan Pedagogy. Pendidikan musiknya dilanjutkan di University of Melbourne, Australia dengan meraih gelar Master of Music Studies dibawah bimbingan Dr. Mikhail Solovey, Caroline Almonte dan Julie Haskell.
Ketika mengajar di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung pada tahun 1995-2000, banyak menerima bimbingan dari dosen tamu dari Jerman, Prof. Dieter Mack, seorang komponist dan musikolog bersama almarhum Hansjoerg Koch,seorang pianis konser. Sampai sekarang hubungan kerja dalam bidang musik masih terus berlanjut.
Di Melbourne, aktif mengajar musik sebagai guru piano privat dan aktif sebagai konduktor koor di Keluarga Katolik Indonesia, Melbourne. Konser yang akan diadakan Sepember 2012 untuk merayakan 25 th anniversary KKI Melbourne ini akan membawakan Missa Mozart, the Great Mass in C minor.
Di Bandung, membimbing dan mengelola sekolah musiknya, Studio Musik Melodia , Jalan Cipunegara 15 Bandung. Banyak diantara siswa/i didiknya yang berhasil menyelesaikan studi musiknya dan berprofesi sebagai guru musik yang baik.
↧
↧
Audisi Classical Guitar Fiesta 2014
↧
Persiapan Menjelang Audisi CGF 2014
Sabtu, 2 Agustus 2014
Classical Guitar Fiesta (CGF), acara dwitahunan KlabKlassik, diadakan kembali untuk kelima kalinya di tahun ini. Acara yang dimulai sejak tahun 2006 ini dikenal sebagai acara yang terbuka untuk siapa saja yang mau tampil dengan syarat bersedia diaudisi terlebih dahulu. Audisi peserta CGF akan berlangsung hari Minggu besok, tanggal 3 Agustus 2014 di Garasi10, Jalan Rebana no. 10. Seperti biasa, sebelum audisi, para peserta mengikuti technical meeting untuk mengetahui urutan tampil pada saat audisi serta pemberitahuan lainnya. Berikut nomor urut audisi Classical Guitar Fiesta 2014 yang akan dimulai pukul sembilan:
![]() |
Technical meeting Classical Guitar Fiesta 2014 di Garasi10 |
Classical Guitar Fiesta (CGF), acara dwitahunan KlabKlassik, diadakan kembali untuk kelima kalinya di tahun ini. Acara yang dimulai sejak tahun 2006 ini dikenal sebagai acara yang terbuka untuk siapa saja yang mau tampil dengan syarat bersedia diaudisi terlebih dahulu. Audisi peserta CGF akan berlangsung hari Minggu besok, tanggal 3 Agustus 2014 di Garasi10, Jalan Rebana no. 10. Seperti biasa, sebelum audisi, para peserta mengikuti technical meeting untuk mengetahui urutan tampil pada saat audisi serta pemberitahuan lainnya. Berikut nomor urut audisi Classical Guitar Fiesta 2014 yang akan dimulai pukul sembilan:
↧
Hasil Audisi Classical Guitar Fiesta 2014
Audisi Classical Guitar Fiesta 2014 telah dilaksanakan pada hari Minggu, 3 Agustus 2014 di Garasi10, Jl. Rebana no. 10. Tiga juri yaitu Ance Parreira, Christian Reza Erlangga, dan Syarif Maulana telah memilih tujuh belas orang yang dianggap memenuhi syarat untuk tampil di acara Classical Guitar Fiesta 2014 tanggal 7 September 2014 yang dimulai pukul 19.00 di Auditorium IFI-Bandung. Tujuh belas orang yang dimaksud adalah sebagai berikut (diurutkan berdasarkan alfabet):
1. Amadeus Bagas Anggaraksa
2. Andriana
3. Clementheo Chanson
4. David
5. Dicky Salam
6. Jeffry Linardi
7. Jennifer Ruslam
8. Jonathan Reynaldo
9. Maria Elsa
10. Martin Sandyawan
11. Panji Maulana
12. Ryan Sentosa
13. Sebastian Hadinata
14. Shandy Permadi
15. Tubagus Phandu Mursabdo
16. Ulfa Kania
17. Zulhilmi Adenan
Untuk seluruh peserta audisi, diharapkan memperhatikan pengumuman di bawah ini:
1. Peserta yang lolos audisi, yang namanya disebutkan di atas, diwajibkan mengirimkan biodata singkat beserta foto ke email syarafmaulini@gmail.com paling lambat hari Jumat, tanggal 8 Agustus 2014 jam 23.59 sebagai bentuk konfirmasi tampil pada konser Classical Guitar Fiesta 2014 tanggal 7 September 2014 yang dimulai pukul 19.00. Data mencakup nama, tempat tanggal lahir, riwayat singkat belajar gitar, dan informasi yang kamu ketahui tentang lagu yang akan dimainkan nanti. Biodata ditulis dalam bentuk paragraf dengan contoh sebagai berikut:
Yadi Mulyadi lahir di Bandung, 17 Agustus 1945. Ia belajar gitar pada guru bernama Raimond van Der Gouw selama kurang lebih lima tahun dan berlanjut pada Robin van Persie hingga sekarang. Indonesia Raya, lagu yang dimainkan oleh Yadi, adalah lagu kebangsaan yang mempunyai nuansa berapi-api seperti kebanyakan lagu era Romantik. Lagu yang diciptakan oleh W.R. Supratman tersebut ditranskripsi ulang untuk gitar oleh Ki Hajar Dewantara.
2. Peserta yang tidak lolos audisi, dapat bergabung bersama ensembel Ririungan Gitar Bandung (RGB) yang akan tampil di Classical Guitar Fiesta 2014. Bagi yang tertarik bergabung, segera menghubungi Kristianus (0857-205-26364) untuk mendapatkan kiriman partitur via email dan datang ke Garasi10, Jl. Rebana no. 10 pada hari Minggu, 10 Agustus 2014 jam 15.00 untuk mengikuti latihan perdana.
3. Bagi peserta yang lolos audisi, wajib mengikuti technical meeting pada hari Minggu, 31 Agustus 2014 jam 15.00 di Garasi10, Jl. Rebana no. 10.
4. Baik peserta yang lolos maupun yang tidak lolos, bukti pendaftaran audisi dapat ditukar dengan 1 (satu) buah tiket konser Classical Guitar Fiesta 2014 pada hari Minggu, 31 Agustus 2014 antara jam 15.00 - 16.00 di Garasi10, Jl. Rebana no. 10.
5. Segala pertanyaan maupun pemesanan tiket konser Classical Guitar Fiesta 2014 (early bird: Rp. 35.000, on the spot: Rp. 45.000) dapat menghubungi Sutrisna (0815-7368-2961).
Demikian kami ucapkan terima kasih bagi kesediaan para peserta untuk berpartisipasi di audisi Classical Guitar Fiesta 2014. Sampai berjumpa di tanggal 7 September!
↧
Resital Flute dan Trumpet
↧
↧
Classical Guitar Fiesta 2014
Classical Guitar Fiesta (CGF) adalah festival gitar klasik yang digagas oleh KlabKlassik pada tahun 2006 dan konsisten diselenggarakan setiap dua tahun hingga sekarang. Siapapun dapat mendaftar untuk ikut serta dalam festival ini untuk kemudian diaudisi. Setelah itu, mereka yang lolos berhak untuk mendampingi seorang bintang tamu yang merupakan gitaris solo klasik bertaraf nasional atau bahkan internasional. Bintang tamu yang pernah mengisi CGF adalah Royke B. Koapaha (2006), Jubing Kristianto (2008, 2012), dan Phoa Tjun Jit (2010). Pada edisi kali ini, CGF akan diisi oleh Nelson Rumantir sebagai bintang tamu.
↧
Sluman Slumut Slamet - Jakarta : Perayaan 79 Tahun Slamet Abdul Sjukur
↧
The Ragazze Quartet: Indonesian Tour
The Ragazze Quartet:
Rosa Arnold - violin
Jeanita Vriens - violin
Annemijn Bergkotte - viola
Kirsten Jenson - cello
Repertoire:
Ludwig van Beethoven : Stringquartet op. 18 no. 6
I. Allegro con Brio
Antonin Dvorak: Stringquartet op. 106 in G groot
I. Allegro Moderato; II. Allegro ma Non Troppo
Erwin Schulhoff: 6 Esquisses de Jazz
I. Rag; II. Boston; III. Tango; IV. Blues; V. Black Bottom; VI. Charleston
- Intermission -
Erwin Schulhoff: String Quartet no. 1
I. Presto con Fuoco; II. Allegretto con Moto e con Malinconia Grotesca; III. Allegro Giacoso alla Slovacca; IV. Andante Molte Sustenuto
Philip Glass: Delen uit "Dracula" for Stringquartet
Chiel Meijering: Bats from Hell
Donasi:
Regular: Rp. 100.000
First Class: Rp. 150.000
VIP: Rp. 250.000 (termasuk cocktail)
Informasi & Reservasi:
Ammy Alternative Strings, Jl. Cisangkuy no. 68
Syarif Maulana (0817-212-404)
Rosa Arnold - violin
Jeanita Vriens - violin
Annemijn Bergkotte - viola
Kirsten Jenson - cello
Repertoire:
Ludwig van Beethoven : Stringquartet op. 18 no. 6
I. Allegro con Brio
Antonin Dvorak: Stringquartet op. 106 in G groot
I. Allegro Moderato; II. Allegro ma Non Troppo
Erwin Schulhoff: 6 Esquisses de Jazz
I. Rag; II. Boston; III. Tango; IV. Blues; V. Black Bottom; VI. Charleston
- Intermission -
Erwin Schulhoff: String Quartet no. 1
I. Presto con Fuoco; II. Allegretto con Moto e con Malinconia Grotesca; III. Allegro Giacoso alla Slovacca; IV. Andante Molte Sustenuto
Philip Glass: Delen uit "Dracula" for Stringquartet
Chiel Meijering: Bats from Hell
Donasi:
Regular: Rp. 100.000
First Class: Rp. 150.000
VIP: Rp. 250.000 (termasuk cocktail)
Informasi & Reservasi:
Ammy Alternative Strings, Jl. Cisangkuy no. 68
Syarif Maulana (0817-212-404)
↧
Kembali dengan Musik Avant-Garde
Minggu, 12 Oktober 2014
Diskusi mengenai musik avant-garde tidak diawali dengan definisi, melainkan dengan mendengarkan musik. Rahar mengawali dengan memutar karya dari Luigi Russolo yang berjudul Veglio di Una Citta. Apa yang diperdengarkan oleh Rahar adalah semacam bebunyian yang tidak secara khusus membentuk melodi, ritem, dan harmoni. Jika musik Russolo tersebut berasal dari zaman ini, tentu sudah banyak yang melakukannya. Namun Rahar kemudian memaparkan fakta, bahwa Russolo lahir pada tahun 1883 atau akhir zaman romantik. Seharusnya, ia menyesuaikan diri dengan semangat zaman dan membuat musik seperti umumnya dibuat di masa itu. "Itulah sebabnya kenapa musik Russolo disebut avant-garde. Ia telah berpikir jauh melampaui jamannya. Bahkan untuk zaman sekarang pun, ia masih dianggap baru," ujar Rahar.
Setelah hampir setahun tidak mengadakan kegiatan pertemuan rutin komunitas, Klabklassik kembali berkumpul di tempat yang baru. Kali ini tempat berkumpulnya adalah di Herbsays, Jalan Cisangkuy nomor 48. Topik yang dibahas adalah musik avant-garde, dengan pembicara Rahardianto. Herbsays adalah toko yang menjual kue-kue serta minuman yang mengandung herbal. Kebetulan sekali bahwa halaman toko tersebut cukup luas, lengang, dan juga dipenuhi tumbuh-tumbuhan sehingga suasana menjadi sejuk juga asri.
Diskusi mengenai musik avant-garde tidak diawali dengan definisi, melainkan dengan mendengarkan musik. Rahar mengawali dengan memutar karya dari Luigi Russolo yang berjudul Veglio di Una Citta. Apa yang diperdengarkan oleh Rahar adalah semacam bebunyian yang tidak secara khusus membentuk melodi, ritem, dan harmoni. Jika musik Russolo tersebut berasal dari zaman ini, tentu sudah banyak yang melakukannya. Namun Rahar kemudian memaparkan fakta, bahwa Russolo lahir pada tahun 1883 atau akhir zaman romantik. Seharusnya, ia menyesuaikan diri dengan semangat zaman dan membuat musik seperti umumnya dibuat di masa itu. "Itulah sebabnya kenapa musik Russolo disebut avant-garde. Ia telah berpikir jauh melampaui jamannya. Bahkan untuk zaman sekarang pun, ia masih dianggap baru," ujar Rahar.
Kemudian Rahar mengajak para peserta diskusi untuk mengalami musik-musik seperti You Know You Know (dari Mahavishnu Orchestra), Air Conditioned Nightmare (Mr. Bungle), Osaka Bondage (Naked City), Laila (Ni Hao), dan Minus Zero (Merzbow). Atas karya-karya tersebut, Rama berpendapat bahwa avant-garde adalah semacam "emansipasi bunyi". "Jadi, bunyi ditempatkan sebagai sesuatu yang luhur dari musik itu sendiri. Pada dasarnya segala bunyi di sekitar itu adalah musik. Sebaliknya, musik di sekitar kita juga merupakan bunyi," lanjut Rama.
Pertanyaan yang lebih realistis datang dari Leo. Katanya, "Apakah bisa komersil, musik-musik semacam ini?" Rahar menjawabnya dengan candaan, "Wah, kalau soal noise, ada komunitas yang mengatakan bahwa semakin sepi suatu acara, maka acara tersebut semakin sukses." Tapi kemudian Rahar juga menyinggung bahwa yang menentukan apakah sebuah musik dapat komersil atau tidak, adalah masyarakatnya sendiri. "Di wilayah Skandinavia, justru yang menempati papan atas adalah musik metal dan cenderung noise. Musik-musik pop biasanya kurang diminati," tambah Rahar. Juga jangan dilupakan, ungkapnya, bahwa orang-orang seperti Frank Zappa, John Zorn, dan Philip Glass, adalah musisi sekaligus komposer yang dapat hidup di dua dunia: Idealisme dan realisme sekaligus.
Setelah obrolan yang berlangsung selama dua jam tersebut, diskusi ditutup dengan perasaan yang kurang menyenangkan akibat musik demi musik yang memang tidak familiar bagi telinga.
↧
↧
Classical Guitar Fiesta 2014: Catatan dari Ketua Panitia
Clasical Guitar Fiesta (CGF) adalah acara yang diselenggarakan oleh Klabklassik setiap dua tahun sekali. Pada CGF yang kelima ini, ada delapan peserta yang lolos -setelah melalui audisi- dengan rincian sebagai berikut: tujuh belas peserta bermain dalam format solo dan satu peserta bermain dalam format ensemble.
Bagi saya pribadi, adalah sesuatu hal yang menarik jika membayangkan seseorang menyaksikan sebuah pertunjukan. Ia terlebih dulu berangkat dari rumah, kemudian menempuh perjalanan menuju gedung pertunjukan, membeli tiket, untuk lantas menikmati alunan musik yang tersaji. Setelah konser selesai, ia bisa pulang dengan perasaan puas atau mungkin sebaliknya: tidak puas dan kecewa.
Saya harus jujur, karena bertugas di belakang panggung, maka saya tidak dapat menyaksikan jalannya pertunjukan. Meski demikian, saya tetap mendapat keuntungan, yaitu berbincang dengan penampil, termasuk bintang tamu, Oom Nelson Rumantir. Ia adalah seorang legenda gitar di Indonesia dengan sembilan album rekaman. Selama dua puluh tahun, Oom Nelson mengisi acara di hotel-hotel yang ada di Jakarta. Hal tersebut belum termasuk dengan pengalaman mengajar selama berpuluh tahun.
CGF 2014 yang diadakan pada hari Minggu, 7 September 2014 tersebut, dimulai pukul setengah tujuh dan berakhir pukul sepuluh malam. Dalam catatan saya, ada yang menarik ketika pertunjukkan sudah berakhir. Ternyata ada beberapa orang yang masih bertahan dan asyik berbincang. Siapa mereka? mereka adalah Oom Nelson beserta para penggemarnya. Jika tidak diperingatkan atau bahkan "diusir", mungkin mereka semua bisa bercakap hingga subuh.
Sebagai ketua panitia, saya ucapkan terima kasih untuk semua orang yang ikut berperan sehingga CGF 2014 bisa berjalan lancar. Kita tunggu CGF dua tahun lagi, 2016.
Bagi saya pribadi, adalah sesuatu hal yang menarik jika membayangkan seseorang menyaksikan sebuah pertunjukan. Ia terlebih dulu berangkat dari rumah, kemudian menempuh perjalanan menuju gedung pertunjukan, membeli tiket, untuk lantas menikmati alunan musik yang tersaji. Setelah konser selesai, ia bisa pulang dengan perasaan puas atau mungkin sebaliknya: tidak puas dan kecewa.
Saya harus jujur, karena bertugas di belakang panggung, maka saya tidak dapat menyaksikan jalannya pertunjukan. Meski demikian, saya tetap mendapat keuntungan, yaitu berbincang dengan penampil, termasuk bintang tamu, Oom Nelson Rumantir. Ia adalah seorang legenda gitar di Indonesia dengan sembilan album rekaman. Selama dua puluh tahun, Oom Nelson mengisi acara di hotel-hotel yang ada di Jakarta. Hal tersebut belum termasuk dengan pengalaman mengajar selama berpuluh tahun.
CGF 2014 yang diadakan pada hari Minggu, 7 September 2014 tersebut, dimulai pukul setengah tujuh dan berakhir pukul sepuluh malam. Dalam catatan saya, ada yang menarik ketika pertunjukkan sudah berakhir. Ternyata ada beberapa orang yang masih bertahan dan asyik berbincang. Siapa mereka? mereka adalah Oom Nelson beserta para penggemarnya. Jika tidak diperingatkan atau bahkan "diusir", mungkin mereka semua bisa bercakap hingga subuh.
Sebagai ketua panitia, saya ucapkan terima kasih untuk semua orang yang ikut berperan sehingga CGF 2014 bisa berjalan lancar. Kita tunggu CGF dua tahun lagi, 2016.
Sutrisna
↧
Konser Danza!
Setelah sekian lama tidak mengadakan konser, KlabKlassik, bekerjasama dengan sekolah musik La Prima, menyelenggarakan pertunjukkan berjudul Danza!. Konser yang digagas oleh Sutrisna dan Kristianus Tri Adisusanto ini, menampilkan karya-karya yang bernuansa tarian seperti Gavotte karya Johann Sebastian Bach, Tango en Skai oleh Roland Dyens, Vals Venezolano oleh Antonio Lauro, Danza de La Vida Breve karya Manuel de Falla, dan lain sebagainya. Acara ini, selain menampilkan para gitaris seperti yang tertera di dalam poster, juga menghadirkan pertunjukkan pembuka oleh sekolah musik La Prima asuhan Nyoman Mahendra.
↧
Foto-Foto dari Konser Danza!
5 April 2015
Konser Danza! berjalan lancar dari awal hingga akhir. Bahkan, beberapa hari kemudian, liputan tentang konser yang direncanakan selama kurang lebih tiga bulan tersebut, muncul di media massa. Inilah dia beberapa foto yang diambil dari konser Danza!.
![]() |
Pembukaan oleh sekolah musik La Prima. |
![]() |
Penampilan solo Tubagus Phandu Mursabdo memainkan karya Agustin Barrios-Mangorre |
![]() |
Leonardus Satriyo Wicaksono memberi hormat usai membawakan karya berjudul Arabian Fantasy. |
![]() |
Duet gitar Ulfa Kania dan Rendy Lahope memainkan karya dari Manuel de Falla. |
![]() |
Ammy Kurniawan dan Syarif Maulana tampil berduet membawakan karya berjudul Duo Etude. |
![]() | ||
Ririungan Gitar Bandung tampil sebagai penutup membawakan karya berjudul Tico-Tico.
|
↧
Resital Cascade Trio
Konser Cascade Trio
Menampilkan karya-karya dari Schubert, Mendelssohn, dan Shostakovich
Senin, 13 April 2015
Pk. 19.30
Aula Lantai 4 GKI Anugerah
Jl. Jend. Sudirman 193 - 197
Informasi & Reservasi:
Syarif (0817-212-404)
Profil:
Cascade Trio dibentuk pada bulan September 2013 di Yogyakarta, Indonesia. Di negeri dimana format musik kamar termasuk ke dalam hal yang langka, violinis Danny Ceri, cellis Ade Sinata, dan pianis Airin Efferin malah dengan giat dan penuh komitmen, berbagi musik mereka dalam format itu. Format musik kamar dengan piano dan dua instrumen gesek tersebut, akrab disebut dengan piano trio. Bisa dibilang, Cascade Trio merupakan kelompok dengan format piano trio yang barangkali paling konsisten di Indonesia sekarang ini. Menariknya, tiga orang tersebut tidak tinggal di wilayah yang sama –Danny dan Ade tinggal di Yogyakarta, sedangkan Airin tinggal di Bandung-. Artinya, untuk sekadar latihan, mereka harus menempuh waktu delapan jam dengan menggunakan kereta api. Waktu latihan yang rutin diadakan sebulan sekali itupun, terjadi diantara kesibukan mereka yang berlimpah, seperti misalnya Danny mengajar violin di Institut Kesenian Indonesia (ISI) Yogyakarta dan Ade mengajar cello serta teori musik di Universitas Kristen Satya Wacana. Hal tersebut belum termasuk aktivitas keduanya sebagai pemain orkes di Twilite Orchestra, Jakarta Simfonia Orchestra, Jakarta Concert Orchestra, dan Nusantara Symphony Orchestra. Airin sendiri aktif bermusik di gereja. Ia adalah principal untuk Gracioso Music Studio dan direktur musik untuk Yeduthun Orchestra GKI Anugrah.
Dengan tanggung jawab yang demikian berlimpah, mereka tetap aktif untuk konser dan memberikan workshop. Contohnya adalah pada tahun 2014, Cascade Trio, bekerjasama dengan sekolah musik maupun universitas, mengunjungi Bandung, Yogyakarta, Semarang, Malang, dan Salatiga. Dari pengalaman konser dan workshop tersebut, mereka mendapati bahwa tidak banyak orang familiar dengan konsep musik kamar maupun piano trio. Atas dasar itu, menjadi suatu kehormatan tersendiri bagi Cascade Trio, untuk terus berkonser dan memberikan workshop, dalam rangka sosialisasi tentang musik kamar maupun piano trio itu sendiri. Besar harapan, banyak generasi muda yang tidak hanya semakin mengenal tentang musik kamar ataupun piano trio, tapi juga terdorong untuk bermain dan mendalami format tersebut.
↧
↧
Buka Bersama KlabKlassik: Jangan Dulu Bubar!
Kamis, 5 Juli 2015
Setelah lama tidak melakukan kegiatan, baik kumpul komunitas maupun penyelenggaraan konser, KlabKlassik akhirnya mengadakan pertemuan yang bersifat nonformal. Pertemuan dalam rangka buka bersama ini, meski nonformal, namun terselip di dalamnya pembicaraan mengenai masa depan KlabKlassik. "Di usianya yang hampir memasuki sepuluh tahun, mungkin KlabKlassik sudah tunai tugasnya. Peran KlabKlassik sudah tidak dibutuhkan lagi karena sekarang penyelenggaraan musik klasik di Bandung sudah ramai. Apa kita tidak sebaiknya bubar saja?" ujar Syarif Maulana, koordinator, membuka pembicaraan. Putu Sandra kemudian menanggapi, "KlabKlassik tidak perlu bubar, tapi juga tidak perlu bersaing dengan para penyelenggara musik klasik yang sekarang sedang ramai. KlabKlassik sebaiknya mengambil jalur lain yang lebih sepi, seperti wadah untuk para musisi, atau tempat untuk berdiskusi." Kristianus Triadisusanto, ketua ensembel gitar Ririungan Gitar Bandung (RGB) menyatakan bahwa KlabKlassik masih harus terus hidup, setidaknya untuk menjaga eksistensi ensembel gitar RGB itu sendiri, "RGB mungkin satu-satunya ensembel gitar yang ditujukan untuk umum. Semangatnya harus terus dijaga. Jadi, KlabKlassik, sebagai induk dari RGB, mesti tetap eksis."
Masukan demi masukan tersebut memberikan gairah baru bagi KlabKlassik. Memang iya. Tugas belum usai. Masih ada sejumlah kegiatan menanti ke depannya. Misalnya, tanggal 7 Agustus, KlabKlassik akan menggelar Resital Piano Gwynn Elizabeth Sutanto; tanggal 9 Agustus, ada diskusi musik folk yang akan disajikan oleh Rahardianto; 15 Agustus, ada undangan untuk RGB tampil di STT Tekstil; dan 23 Agustus, ada bedah buku yang bertemakan insting bermusik yang ditulis oleh musikolog asal Yogyakarta, Erie Setiawan. Masih banyak tugas menanti, jangan dulu bubar, KlabKlassik!
Masukan demi masukan tersebut memberikan gairah baru bagi KlabKlassik. Memang iya. Tugas belum usai. Masih ada sejumlah kegiatan menanti ke depannya. Misalnya, tanggal 7 Agustus, KlabKlassik akan menggelar Resital Piano Gwynn Elizabeth Sutanto; tanggal 9 Agustus, ada diskusi musik folk yang akan disajikan oleh Rahardianto; 15 Agustus, ada undangan untuk RGB tampil di STT Tekstil; dan 23 Agustus, ada bedah buku yang bertemakan insting bermusik yang ditulis oleh musikolog asal Yogyakarta, Erie Setiawan. Masih banyak tugas menanti, jangan dulu bubar, KlabKlassik!
↧
Resital Piano Gwynn Elizabeth Sutanto
Resital Piano Gwynn Elizabeth Sutanto
Menampilkan karya-karya dari komposer:
Bach, Beethoven, Debussy, Brahms, dan Copland
Jumat, 7 Agustus 2015
Jam 19.30 - 21.00
Auditorium IFI - Bandung
Jl. Purnawarman no. 32
Gratis dan terbuka untuk umum
Dengan syarat masuk menggunakan undangan
yang dapat diambil di IFI pada hari dan jam kerja
Informasi: Syarif (0817-212-404)
Gwynn Elizabeth Sutanto lahir di Bandung, 25 September 1997. Siswi SMAK Yahya kelas XII ini mulai belajar piano sejak tahun 2003 di bawah bimbingan Stephen Michael Sulungan dan dibantu oleh Yohanes Siem. Saat ini, Gwynn dibimbing oleh Dr. Pinkcheer Tamio dan Yuty Lauda. Prestasi Gwynn antara lain adalah meraih nilai Distinction pada ujian teori tingkat enam dan praktek Association Board of Royal School of Music (ABRSM) London – bahkan pada ujian tingkat delapan, Gwynn meraih nilai 143, dan sekaligus merupakan nilai tertinggi se-Indonesia untuk ujian tahun 2011-. Beberapa kali mengikuti perlombaan, pada kompetisi terakhir yang diikuti, Gwynn meraih juara 1 untuk kategori C pada Kompetisi Piano Musik Perancis tahun 2013. Untuk mengasah kemampuan bermusiknya, ia juga aktif mengikuti beberapa masterclass piano, antara lain: dari Prof. Tamas Ungar, Toru Oyama, Dr. Catherine Keffersten, Edna Stern, Prof. Peter Amstutz, Dr. Mary Scanlan, Dr. Jill T. Sprenger, dan Prof. Josef Anton Scherrer. Selain bermain piano, Gwynn juga menekuni biola dan aktif bermusik di GKI Kebonjati di Exultate Deo Sinfonietta (EDS) Orchestra dan Paduan Suara Efrata II. Saat ini, Gwynn sedang mempersiapkan ujian tingkat Diploma ABRSM.
Media Partner:
100,4 KLCBS, The Jazz Wave
KLCBS Jazz Alliance
↧
Reinventing Axl Rose: Diskusi Santai tentang Folk
Istilah "musik klasik" sebenarnya agak bersifat hegemonis. Seolah-olah istilah tersebut hanya layak disematkan bagi musik yang muncul dari kebudayaan tinggi di Eropa (Barat), yang rentang waktunya dimulai sejak Abad Pertengahan hingga Modern -dalam pemahaman yang lain, bahkan istilah musik klasik dapat dibatasi menjadi "musik zaman klasik" yaitu periode dimana Mozart dan Haydn hidup saja-. Padahal, setiap musik sebenarnya punya "musik klasik"-nya sendiri. Seperti kata Prof. Dieter Mack, "Musik bukanlah bahasa universal. Yang benar, musik adalah fenomena universal." Artinya, setiap kebudayaan melahirkan musiknya sendiri-sendiri, dan musiknya itu punya sejarahnya sendiri, nilai luhurnya sendiri, tokohnya sendiri, tingkat kerumitannya sendiri, dan maknanya sendiri.
Dalam rangka memahami sejarah "musik klasik yang lain", KlabKlassik melanjutkan dialektikanya dengan membicarakan musik folk -setelah pernah berdialog dengan black metal, reggae, psikedelik, hingga avant-garde. Dengan demikian, diharapkan bahwa musik klasik di Bandung tidak tumbuh menjadi sebuah gerakan yang elitis, melainkan punya dampak positif bagi sosio-kultural dimana komunitas itu berada.
Mari gabung bersama Rahar Palsu (KlabKlassik, Aliansi Hipster Bandung) dan Senartogok (musisi, seniman kolase) hari Minggu, 9 Agustus 2015 di Herbsays, Jalan Cisangkuy no. 48 jam 15.00 - 17.00. Gratis dan terbuka untuk umum!
↧